Selasa, 26 Maret 2013

CERPEN


MILIK  ORANG  LAIN
Awal masuk sekolah mengadakan Masa Orientasi Siswa (MOS). Aku menginjak bangku SMA bersama teman-teman SMP ku dulu. Aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS, aktivitas di SMA tersebut. ”Yajeen..,” teman-teman memanggilku atau dinamakan juga nama gaul. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka semua. “kamu kelompok mana?” Tanya Riska, temanku. “ni aku lagi nyari nggak ketemu-ketemu,” kataku sambil mengusap keringat yang membasahi wajahku. “yaa udah teman-teman kita nyari sama-sama yuk,” ajak Wiwin, temanku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi gak ketemu-ketemu. “Yajeen, sini dulu,” kata Wiwin memanggilku. “Gimana win ada namaku?” tanyaku penasaran. “ni dia…kita satu kelompok loh, Ria Agustina, Riska Rahayu, dan Wiwin Jastin,” kata Wiwin membacakan nama-nama kelompok yang  di tempel di dinding. “Waaah, bagus tu Win. Dari tadi aku cari-cari nggak ketemu-ketemu,” kataku. “ya udah kita ke lokal yuk”. Ajak Riska.
Hari pertama MOS sangat menyenangkan bagiku. Karna berkumpul banyak teman yang belum dikenal walaupun cuacanya panas sekali dan banyak juga korban pingsan di lapangan sekolah pada pembukaan upacara MOS. Hari pun semakin panas dan ditambah lagi cuaca buruk gerimis menjadi kepala aku pusing. Tak lama, aku sudah tak tahan lagi karena kepalaku sakit sekali. Aku di bawa ke UKS sekolah untuk minum obat supaya tidak pingsan, bersama anggota PMR yang menjadi kakak kelasku waktu itu. Aku pun terasa lemas, tidak kuat untuk berdiri tengah lapangan lagi. Dan aku pun disuruh kakak kelas istirahat di UKS tersebut. Sahabat aku Riska dan Wwin menjengukku. Lama kemudian aku di bawa ke kelas dengan pelan-pelan bersama sahabatku.
Sampai di kelas aku dan teman-teman menerima materi awal perkenalan. Kakak kelas menyampaikan materi dalam mengadakan MOS di depan kelas. Aku menoleh ke kanan, ada seorang cowok yang di sebelah sahabatku. Dan kutatap wajahnya, ”mmm…ganteng banget” kataku. Sebelum materi di mulai, kakak kelas mengabsensi siswa MOS. Dan absensi tersebut dipercepat. Absensi tersebut berpasang-pasangan. Dan gak kusangka namaku terpanggil bersamaan dengan cowok tersebut. Ternyata dia bernama Prima Pribadi Putra. Setelah tanda tangan kehadiran, aku kembali ke tempat duduk semula.
Sudah hampir satu jam materi pembelajaran yang disampaikain dan saatnya istirahat. Aku, Wiwin, dan Riska pergi ke kantin sekolah karena perutku dah lapar banget sambil berlari-lari karena takut telat dan kehabisan waktu istirahat dan lagian di kantin sangat rame sambil berdesak-desakkan. Cuacanya sangat panas apalagi di kantin sempit banget sambil antrian membeli makanan dan kulihat ada cowok yang bernama Prima Pribadi Putra tersebut berada di sampingku. “Haii Prima” tanyaku “ Haii juga Ria” kata Prima. Dan aku merasa detak jantung ku kuat kali dan aku merasa sedang jatuh cinta kepada seorang cowok yang berada di sampingku tersebut. Sudah hampir 20 menit waktu istrihat dan perutku terasa kenyang dan waktunya masuk kembali ke kelas dan belajar.
MOS sudah berjalan selama dua hari. Hari ini adalah hari terakhir MOS. Sesuai dengan aturan hari ini, aku memakai warna kaos kaki yang berbeda, memakai ikat pinggang dari kulit jengkol, memakai kunciran rambut yang berbeda. Hari ini bagiku sangat aneh sekali seperti orang gila. Tapi nggak papa yang penting happy bersama teman-teman apalagi dengan seorang cowok yang aku fans banget. Semua teman-teman aku sangat lucu sekali, kami semua ketawa lihat penampilan teman-teman lainnya padahal dirinya juga seperti itu juga. Ini pengalaman yang sangat lucu bagiku. Waktunya berkumpul di lapangan, untuk mengadakan upacara penutupan MOS dengan cuaca yang buruk, angin kencang sekali, dingin terasa menusuk langsung ke tulang. Dengan cuaca seperti itu kami tidak boleh memakai jaket, akhirnya acara penutupan MOS dipercepat takut siswa sakit.
***
Hari ini adalah hari kedua aku masuk sekolah, karena kemaren aku sakit dan badan aku panas. Seharusnya kemaren bisa bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru tapi hari ini dengan hari kemaren sama saja, dan bisa juga berkenalan dengan teman-teman baruku. Saat aku berkenalan dengan teman-temanku yang bernama Vina Angelia, pada saat itu mataku beralih kepada Prima Pribadi Putra adalah cowok yang aku banggakan waktu MOS. “Dia kan”, gumamku dalam hati. “Hey Yajeen? Kenapa kamu bngong, kayak lihat setan aja??” Tanya Vina sambil melambai-lambai tangannya di depan wajahku. “emmm, gak da”. “Helloo, woi…kenapa siiihh?” Tanya Vina penasaran. “mm..gak da…gak da..,” kataku gagap.  Vina menatap wajahku terlihat bngong kayak orang stress. “Hai Yajeen…,” sapa Wiwin dan Riska. “Heeeii ada kalian,” Wiwin dan Riska tersenyum manis kepada Vina. “Hai..,” sapa Wiwin. Hai…juga” kata Vina. “Siapa namamu..??” sapa Wiwin. “aku Vina..” Aku Wiwin dan temanku ni Riska”. Mereka memperkenalkan dirinya masing-masing. “Kamu cantik sekali” kata Riska memuji kecantikan Vina. “Makasih Riska…,” kata Vina menjawab pujian Riska dengan malu.
Aku, Wiwin, Riska, dan Vina sudah akrab sangat lama. Sudah hampir tiga bulan aku menduduki bangku SMA di kelas X D. Bersama-sama dengan ketiga sahabatku yang selalu ceria, ketawa, bercanda. Kami berempat seperti saudara kandung. Tidak pernah bertengkar atau membenci satu sama lain. Kami berempat selalu kompak dari segi apapun, seperti membuat tugas, pulang sekolah, dan di lingkungan sekolah pun  selalu bersama-sama. Aku senang sekali punya teman seperti mereka. Di dalam kelas kami sedang asyik membahas tentang tugas untuk besok, tiba-tiba perbincangku tersentak oleh sosok cowok yang aku sukai, cowok tersebut memasuki kelasku. Karena gank dia ada di dalam kelas ku. Dia….dia..kan “Woi yajeen, kenapa?? Gertak Riska. “emmm…nggak papa,” kataku gugup. “kenapa sih kamu, sering banget kayak gitu, dari kemaren lagi. Emang ada apa sih..?” Tanya Vina. “kasih tau lah, kami penasaran ni…” serentak. “oo…itu membuat kamu kayak orang stress dari tadi, bngong sendiri. Ditanya malah nggak jawab..” ucap Vina menggentakkan jantungku. “siapa, emang nggak da papa kok..aneh kalian ni” kataku bertanya-tanya dengan ragu. “ itu tu..siapa lagi bukan dia…iya kan?? Ayo ngaku”  kata Vina sambil menyenggol lenganku. “mmm apaan sih?” alah sok-sok an deh kamu”, gertak Vina lagi. Aku pun menjadi salah tingkah oleh mereka. “ siapa sih vin..??” Tanya Riska dan Wiwin bersamaan. “siapa lagi kalau bukan Prima yang ganteng tu,” kata Vina. “ayoo kamu suka ma dia ya..ngaku, jangan  bohong kamu”. Tanya Vina ingin tau “ udah deh vin, sok tau kamu” kataku. “ahaai ada yang lagi jatuh cinta nih,” ledek Riska. “ apaan sih kalian ni, siapa yang lagi jatuh cinta..ngarang kalian ni” kataku.
Suatu hari ada lomba music, dance,  nyanyi, dan menari. Acara tersebut dilaksanakan di tengah lapangan yang jauh dari rumaku dan dekat dengan sekolahku. Aku mempunyai bakat nyanyi dengan suara yang merdu, dan pernah mendapat juara pertama. Ternyata sahabatku yang bernama Vina juga mempunyai bakat nyanyi, tetapi bagus suara aku lah hehehe. Hari itu aku diajak oleh Vina untuk ikut lomba nyanyi. Dan kami mendaftar ke panitia acara tersebut. Esok harinya, lomba pun berlangsung. “saatnya giliran kita Yajeen” kata Vina. “aku grogi vin” kataku. “Gak usah takut santai aja..kayaknya ada Prima tuh hadir” kata Vina. “serius kamu..” kataku sambil tersenyum. “iya..sahabatku yang cerewet, tu dia” kata Vina. “aku jadi tambah grogi kalau kayak gini” kataku gemetaran. Penampilan yang begitu bagus telah ditampilkan dengan penuh semangat. Beribu-ribu tepuk tangan mengiringi suasana tersebut. Tiba-tiba giliran aku dan Vina, jantungku semakin berdebar dengan kencang. Keringat bercucuran ke seluruh badan ku. Dengan gemetaran memandang dari atas panggung dengan banyaknya penonton. Dengan menggenggam erat tangan vina menaiki panggung dan mengecek mikrofon. Tepuk tangan pun mulai terdengar. Aku sangat gugup menaiki panggung. Dentuman music mulai terdengar. Dalam hitungan detik syair lagu akan mulai dinyanyikan. Vina sangat PD sekali dan malahan sambil menari-nari. Sedangkan aku gemetar.
Keringat bercucuran membasahi tubuhku. Dengan perasaan yang tak karuan aku mulai melantunkan lagu kesukaanku itu. Semua penonton bertepuk tangan, dan aku pun merasa enjoy apalagi dilihatin oleh Prima pujaan hatiku hehehe. Aku melihat Prima memandang wajahku dengan tersenyum dan aku semakin semangat dan PD. Lagu itu pun usai ku nyanyikan. Petunjukan selanjutnya dimulai, ada dance, menari. Pokoknya asyik banget, nggak terasa akhirnya aku bias berda di atas panggung. Soalnya aku dah lama gak tampil di depan orang banyak. Hari ini sangat menyenangkan bagiku. “Yajeen,” sapa Riska. “eh Riska” gimana penampilan kami tadi, bagus nggak??” kataku. “bagus kok..kalian hebat ya…” kata Riska, “eh mana yang lain??” kataku balik nanya. “tu mereka” kata Riska menunjuk Wiwin. Wiwin melambaikan tangannya kepadaku dan Riska. Tiba-tiba  Wiwin menarik tanganku meninggalkan tempat itu. “ mau kemana sih win..jangan tarik-tarik dong, sakit tanganku” Tanya Yajeen. “ada deh…ikut ja aku, ada yang mau aku omongin ma kamu. Penting!!!” kata Wiwin. “ada apa sih win…omong aja lah, jauh benget..kayak rahasia Negara aja” kata Yajeen. Sampai di tempat “gini..kamu serius naksir ma Prima??” Tanya Wiwin. “kok kamu nanya kayak gitu sih” jawab aku. “kamu tau Sari nggak??” Tanya balik Wiwin. “iya tau..dia kan satu kelas dengan kita, emang kenapa sih dia?? Ada masalah” kataku sambil kebingungan. “ dia tu pacarnya Prima” kata Wiwin sambil menatap matanya Yajeen. “apa..?? serius kamu, dapat informasi dari siapa??” tanyaku dengan sedih. “semuanya dah tau kok…kami melihat sendiri mereka selalu berduan” kata Wiwin. Aku meneteskan air mata dan aku bingung karena aku mencintai orang salah. Dia tidak mnyukai diriku tetapi menyukai gadis lain. Isak tangisku terdengar oleh Vina dan Riska. “kenapa dia Win?” kata Riska, “dia sedih karna Prima sudah punya cewek yang bernama Sari yang satu kelas dengan kita” jawab Wiwin.” Udahlah jangan sedih lagi, kan banyak yang lain dan lebih baik dari dia” ungkap Vina sambil menghapuskan air mata Yajeen. Aku memeluk erat tubuh ketiga sahabatku itu dengan penuh keihlasan dan selalu member aku semangat. Dan aku tau dia bukan milikku tetapi milik orang lain.

CERPEN


MILIK  ORANG  LAIN
Awal masuk sekolah mengadakan Masa Orientasi Siswa (MOS). Aku menginjak bangku SMA bersama teman-teman SMP ku dulu. Aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS, aktivitas di SMA tersebut. ”Yajeen..,” teman-teman memanggilku atau dinamakan juga nama gaul. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka semua. “kamu kelompok mana?” Tanya Riska, temanku. “ni aku lagi nyari nggak ketemu-ketemu,” kataku sambil mengusap keringat yang membasahi wajahku. “yaa udah teman-teman kita nyari sama-sama yuk,” ajak Wiwin, temanku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi gak ketemu-ketemu. “Yajeen, sini dulu,” kata Wiwin memanggilku. “Gimana win ada namaku?” tanyaku penasaran. “ni dia…kita satu kelompok loh, Ria Agustina, Riska Rahayu, dan Wiwin Jastin,” kata Wiwin membacakan nama-nama kelompok yang  di tempel di dinding. “Waaah, bagus tu Win. Dari tadi aku cari-cari nggak ketemu-ketemu,” kataku. “ya udah kita ke lokal yuk”. Ajak Riska.
Hari pertama MOS sangat menyenangkan bagiku. Karna berkumpul banyak teman yang belum dikenal walaupun cuacanya panas sekali dan banyak juga korban pingsan di lapangan sekolah pada pembukaan upacara MOS. Hari pun semakin panas dan ditambah lagi cuaca buruk gerimis menjadi kepala aku pusing. Tak lama, aku sudah tak tahan lagi karena kepalaku sakit sekali. Aku di bawa ke UKS sekolah untuk minum obat supaya tidak pingsan, bersama anggota PMR yang menjadi kakak kelasku waktu itu. Aku pun terasa lemas, tidak kuat untuk berdiri tengah lapangan lagi. Dan aku pun disuruh kakak kelas istirahat di UKS tersebut. Sahabat aku Riska dan Wwin menjengukku. Lama kemudian aku di bawa ke kelas dengan pelan-pelan bersama sahabatku.
Sampai di kelas aku dan teman-teman menerima materi awal perkenalan. Kakak kelas menyampaikan materi dalam mengadakan MOS di depan kelas. Aku menoleh ke kanan, ada seorang cowok yang di sebelah sahabatku. Dan kutatap wajahnya, ”mmm…ganteng banget” kataku. Sebelum materi di mulai, kakak kelas mengabsensi siswa MOS. Dan absensi tersebut dipercepat. Absensi tersebut berpasang-pasangan. Dan gak kusangka namaku terpanggil bersamaan dengan cowok tersebut. Ternyata dia bernama Prima Pribadi Putra. Setelah tanda tangan kehadiran, aku kembali ke tempat duduk semula.
Sudah hampir satu jam materi pembelajaran yang disampaikain dan saatnya istirahat. Aku, Wiwin, dan Riska pergi ke kantin sekolah karena perutku dah lapar banget sambil berlari-lari karena takut telat dan kehabisan waktu istirahat dan lagian di kantin sangat rame sambil berdesak-desakkan. Cuacanya sangat panas apalagi di kantin sempit banget sambil antrian membeli makanan dan kulihat ada cowok yang bernama Prima Pribadi Putra tersebut berada di sampingku. “Haii Prima” tanyaku “ Haii juga Ria” kata Prima. Dan aku merasa detak jantung ku kuat kali dan aku merasa sedang jatuh cinta kepada seorang cowok yang berada di sampingku tersebut. Sudah hampir 20 menit waktu istrihat dan perutku terasa kenyang dan waktunya masuk kembali ke kelas dan belajar.
MOS sudah berjalan selama dua hari. Hari ini adalah hari terakhir MOS. Sesuai dengan aturan hari ini, aku memakai warna kaos kaki yang berbeda, memakai ikat pinggang dari kulit jengkol, memakai kunciran rambut yang berbeda. Hari ini bagiku sangat aneh sekali seperti orang gila. Tapi nggak papa yang penting happy bersama teman-teman apalagi dengan seorang cowok yang aku fans banget. Semua teman-teman aku sangat lucu sekali, kami semua ketawa lihat penampilan teman-teman lainnya padahal dirinya juga seperti itu juga. Ini pengalaman yang sangat lucu bagiku. Waktunya berkumpul di lapangan, untuk mengadakan upacara penutupan MOS dengan cuaca yang buruk, angin kencang sekali, dingin terasa menusuk langsung ke tulang. Dengan cuaca seperti itu kami tidak boleh memakai jaket, akhirnya acara penutupan MOS dipercepat takut siswa sakit.
***
Hari ini adalah hari kedua aku masuk sekolah, karena kemaren aku sakit dan badan aku panas. Seharusnya kemaren bisa bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru tapi hari ini dengan hari kemaren sama saja, dan bisa juga berkenalan dengan teman-teman baruku. Saat aku berkenalan dengan teman-temanku yang bernama Vina Angelia, pada saat itu mataku beralih kepada Prima Pribadi Putra adalah cowok yang aku banggakan waktu MOS. “Dia kan”, gumamku dalam hati. “Hey Yajeen? Kenapa kamu bngong, kayak lihat setan aja??” Tanya Vina sambil melambai-lambai tangannya di depan wajahku. “emmm, gak da”. “Helloo, woi…kenapa siiihh?” Tanya Vina penasaran. “mm..gak da…gak da..,” kataku gagap.  Vina menatap wajahku terlihat bngong kayak orang stress. “Hai Yajeen…,” sapa Wiwin dan Riska. “Heeeii ada kalian,” Wiwin dan Riska tersenyum manis kepada Vina. “Hai..,” sapa Wiwin. Hai…juga” kata Vina. “Siapa namamu..??” sapa Wiwin. “aku Vina..” Aku Wiwin dan temanku ni Riska”. Mereka memperkenalkan dirinya masing-masing. “Kamu cantik sekali” kata Riska memuji kecantikan Vina. “Makasih Riska…,” kata Vina menjawab pujian Riska dengan malu.
Aku, Wiwin, Riska, dan Vina sudah akrab sangat lama. Sudah hampir tiga bulan aku menduduki bangku SMA di kelas X D. Bersama-sama dengan ketiga sahabatku yang selalu ceria, ketawa, bercanda. Kami berempat seperti saudara kandung. Tidak pernah bertengkar atau membenci satu sama lain. Kami berempat selalu kompak dari segi apapun, seperti membuat tugas, pulang sekolah, dan di lingkungan sekolah pun  selalu bersama-sama. Aku senang sekali punya teman seperti mereka. Di dalam kelas kami sedang asyik membahas tentang tugas untuk besok, tiba-tiba perbincangku tersentak oleh sosok cowok yang aku sukai, cowok tersebut memasuki kelasku. Karena gank dia ada di dalam kelas ku. Dia….dia..kan “Woi yajeen, kenapa?? Gertak Riska. “emmm…nggak papa,” kataku gugup. “kenapa sih kamu, sering banget kayak gitu, dari kemaren lagi. Emang ada apa sih..?” Tanya Vina. “kasih tau lah, kami penasaran ni…” serentak. “oo…itu membuat kamu kayak orang stress dari tadi, bngong sendiri. Ditanya malah nggak jawab..” ucap Vina menggentakkan jantungku. “siapa, emang nggak da papa kok..aneh kalian ni” kataku bertanya-tanya dengan ragu. “ itu tu..siapa lagi bukan dia…iya kan?? Ayo ngaku”  kata Vina sambil menyenggol lenganku. “mmm apaan sih?” alah sok-sok an deh kamu”, gertak Vina lagi. Aku pun menjadi salah tingkah oleh mereka. “ siapa sih vin..??” Tanya Riska dan Wiwin bersamaan. “siapa lagi kalau bukan Prima yang ganteng tu,” kata Vina. “ayoo kamu suka ma dia ya..ngaku, jangan  bohong kamu”. Tanya Vina ingin tau “ udah deh vin, sok tau kamu” kataku. “ahaai ada yang lagi jatuh cinta nih,” ledek Riska. “ apaan sih kalian ni, siapa yang lagi jatuh cinta..ngarang kalian ni” kataku.
Suatu hari ada lomba music, dance,  nyanyi, dan menari. Acara tersebut dilaksanakan di tengah lapangan yang jauh dari rumaku dan dekat dengan sekolahku. Aku mempunyai bakat nyanyi dengan suara yang merdu, dan pernah mendapat juara pertama. Ternyata sahabatku yang bernama Vina juga mempunyai bakat nyanyi, tetapi bagus suara aku lah hehehe. Hari itu aku diajak oleh Vina untuk ikut lomba nyanyi. Dan kami mendaftar ke panitia acara tersebut. Esok harinya, lomba pun berlangsung. “saatnya giliran kita Yajeen” kata Vina. “aku grogi vin” kataku. “Gak usah takut santai aja..kayaknya ada Prima tuh hadir” kata Vina. “serius kamu..” kataku sambil tersenyum. “iya..sahabatku yang cerewet, tu dia” kata Vina. “aku jadi tambah grogi kalau kayak gini” kataku gemetaran. Penampilan yang begitu bagus telah ditampilkan dengan penuh semangat. Beribu-ribu tepuk tangan mengiringi suasana tersebut. Tiba-tiba giliran aku dan Vina, jantungku semakin berdebar dengan kencang. Keringat bercucuran ke seluruh badan ku. Dengan gemetaran memandang dari atas panggung dengan banyaknya penonton. Dengan menggenggam erat tangan vina menaiki panggung dan mengecek mikrofon. Tepuk tangan pun mulai terdengar. Aku sangat gugup menaiki panggung. Dentuman music mulai terdengar. Dalam hitungan detik syair lagu akan mulai dinyanyikan. Vina sangat PD sekali dan malahan sambil menari-nari. Sedangkan aku gemetar.
Keringat bercucuran membasahi tubuhku. Dengan perasaan yang tak karuan aku mulai melantunkan lagu kesukaanku itu. Semua penonton bertepuk tangan, dan aku pun merasa enjoy apalagi dilihatin oleh Prima pujaan hatiku hehehe. Aku melihat Prima memandang wajahku dengan tersenyum dan aku semakin semangat dan PD. Lagu itu pun usai ku nyanyikan. Petunjukan selanjutnya dimulai, ada dance, menari. Pokoknya asyik banget, nggak terasa akhirnya aku bias berda di atas panggung. Soalnya aku dah lama gak tampil di depan orang banyak. Hari ini sangat menyenangkan bagiku. “Yajeen,” sapa Riska. “eh Riska” gimana penampilan kami tadi, bagus nggak??” kataku. “bagus kok..kalian hebat ya…” kata Riska, “eh mana yang lain??” kataku balik nanya. “tu mereka” kata Riska menunjuk Wiwin. Wiwin melambaikan tangannya kepadaku dan Riska. Tiba-tiba  Wiwin menarik tanganku meninggalkan tempat itu. “ mau kemana sih win..jangan tarik-tarik dong, sakit tanganku” Tanya Yajeen. “ada deh…ikut ja aku, ada yang mau aku omongin ma kamu. Penting!!!” kata Wiwin. “ada apa sih win…omong aja lah, jauh benget..kayak rahasia Negara aja” kata Yajeen. Sampai di tempat “gini..kamu serius naksir ma Prima??” Tanya Wiwin. “kok kamu nanya kayak gitu sih” jawab aku. “kamu tau Sari nggak??” Tanya balik Wiwin. “iya tau..dia kan satu kelas dengan kita, emang kenapa sih dia?? Ada masalah” kataku sambil kebingungan. “ dia tu pacarnya Prima” kata Wiwin sambil menatap matanya Yajeen. “apa..?? serius kamu, dapat informasi dari siapa??” tanyaku dengan sedih. “semuanya dah tau kok…kami melihat sendiri mereka selalu berduan” kata Wiwin. Aku meneteskan air mata dan aku bingung karena aku mencintai orang salah. Dia tidak mnyukai diriku tetapi menyukai gadis lain. Isak tangisku terdengar oleh Vina dan Riska. “kenapa dia Win?” kata Riska, “dia sedih karna Prima sudah punya cewek yang bernama Sari yang satu kelas dengan kita” jawab Wiwin.” Udahlah jangan sedih lagi, kan banyak yang lain dan lebih baik dari dia” ungkap Vina sambil menghapuskan air mata Yajeen. Aku memeluk erat tubuh ketiga sahabatku itu dengan penuh keihlasan dan selalu member aku semangat. Dan aku tau dia bukan milikku tetapi milik orang lain.